Contoh kasus
1. Social Facilitation
2. Social Loofing
3. De Individuasi
- . Social facilitation
Fasilitasi berasal darikata Perancis facile, artinya mudah. Kata mudah ini
menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas performa karena ditonton oleh
kelompok.Social Facilitation pada
dasarnya adalah meningkatnya kecepatan reaksi tubuh seseorang dikarenakan
adanya kehadiran orang lain disekitar dia, dengan meningkatnya kecepatan reaksi
maka sudah tentu produktivitas seseorang akan makin meningkat. Contohnya: pada pertandingan sepak
bola sering disebutkan bahwa jika suatu tim bertanding di kandangnya sendiri,
maka tim tersebut akan memperoleh keuntungan, karena mereka tampil di hadapan
pendukung mereka sendiri, yang pasti akan memberikan dukungan kepada mereka.
1. Alertness adalah kehadiran orang lain membuat kita lebih siaga
Contohnya: seorang guru yang sedang
memantau atau mengawas pelaksanaan UN dengan tujuan muridnya untuk lebih siaga
dan teliti dalam mengerjakannya
2.
Evaluation
Apprehension adalah kehadiran orang
lain membuat kita lebih peduli akan penilaian orang lain terhadap diri
kita.
Contohnya: Ardi menegur Bondan
ketika melakukan sebuah kesalahan. Disitulah Bondan belajar untuk mengevaluasi
dan menilai dirinya
3.
Distraction
Conflik (kehadiran orang lain dapat mengalihkan perhatian kita saat menyelesaikan
tugas.
Contohnya:
ketika saya sedang mengerjakan PR dirumah, kemudian datanglah teman saya
kerumah dan mengajak saya pergi untuk menemaninya.
- Social Loafing
Social Loafing dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan dengan Kemalasan Sosial, atau Penyandaran
Sosial. Selain itu, Social Loafing sendiri lebih dikenal sebagai
fenomena hilangnya produktifitas. Contoh: pernah anda melihat anggota DPR yang
tertidur?. Apakah itu bisa disebut Social
Loafing? jawaban penulis adalah bisa!. DPR adalah kelompok dengan segala
regulasinya mereka harus bekerja dalam satu komisi. Jika mengasumsikan anggota
DPR yang tertidur dengan ketidakpedulian atas situasi yang sedang terjadi
dan menyerahkan tanggung jawab kepada anggota lain, maka itulah Social
Loafing. rekan satu kelompok yang tidak memiliki kepedulian dan tanggungjawab bisa
disebut sebagai penderita Social Loafing
- Deindividuasi
Deindividuasi adalah hilangnya
kesadaran akan individualitas dan menyerahkan diri sepenuhnya pada suasana hati
dan tindakan kerumunan. Contoh: Pelajar yang ikut-ikutan tawuran.
Pelajar yang bertawuran sudah tidak lagi mengenal control diri dan perilakunya,
mereka bergerombol mengatasnamakan solidaritas sekolah mereka, saling berduel
dan melukai layaknya jagoan-jagoan sakti sedang beradu ilmu. Suatu tindakan
yang bodoh dan jelas sangat tidak terpuji.
Tulisan yang bagus!
ReplyDeleteDeindividuasi memang dapat menjadi pedang bermata dua, di mana hilangnya kesadaran pribadi dapat membuat seseorang menjadi lebih agresif dan menghilangkan tanggung jawab dalam diri orang tersebut, seperti disebutkan di
http://psikologihore.com/variabel-deindividuasi/